Senin, 04 Oktober 2010

PART 2: Andai telah ditakdirkan dia jodohku,maka ku terima dia seadanya..

Baru kali ini aku merasa ingin menghentikan waktu, atau berharap mobil ini tak melaju..atau juga jalan menuju bandara ini terus memanjang, hingga aku tak jua sampai di sana, dan bertemu dengannya. Tak ada yang lebih gila rasanya dari hari ini. Mungkin aku harus menyiapkan kerangkeng khusus untuk jantung ini agar tak melompat nantinya. Aakh…kenapa tiba2 saja begini.


Aku terus melamun dalam kemudiku.. bahkan masih terngiang adikku yang paling usil tiba2 menyolot “tuh disuruh jemput calon suami di bandara!”. Whaaat?! Apa2an ini?? Aku hanya bisa tersenyum kecut tak mengerti hingga akhirnya saat ini aku harus menjemput seseorang itu.

***
Pertemuan yang ntah apalah namanya.. lebih manis dari terakhir aku bertemunya. Tapi plok plok plok! Sadar….sadar….kamu masih punya kekasih.. tapi yang ini?? Meskipun bukan kekasihku tapi ia adalah calon suamiku. Aaaaakh….ntah berhasil atau tidak ia memasuki kehidupanku. Tapi ini sungguh dilema. Terlebih lagi, manusia yang mau tak mau selalu jadi bahan pikiranku ini hanya berjarak beberapa senti dariku. Tanpa kata2…hanya senyuman dan kekakuan. Aneh! Bukankah sebelumnya pun kami telah akrab? Bahkan dia sempat menjadi supir pribadiku.hehe… aneh….grogi kah?

Tanpa kata2, bahkan suasana hening dalam mobilku pun tak dipecahkan sedikitpun olehnya. Mungkin kami sama2 terlarut dengan lagu NOT WITH ME yang sedang ku putar..tapi keheningan itu dibuyarkan dengan hpnya yang berbunyi. Tentu saja dari wanita yg selama ini di hatinya..aku diam dan tak tau harus bersikap bagaimana. Hanya bisa senyum.. dan membuka sedikit percakapan “kita mampir k mall dulu ya… mau ngambil notebook..kmaren kena air, sekalianlah jalan2 liat mall di sini.hehe” dia pun hanya mengangguk

Oh my god….mimpi apa aku semalam?? Hari2ku akan dihantui dan diamati oleh seseorang! Dan aku akan kehilangan privacyku!oh tidaaaaak…. Dan yang lebih gila lagi, bila mereka berdua akhirnya bertemu.

***
Hingga detik ini, masih terdengar riuh renyah suaranya yang sedang asik bercerita dengan kedua orang tuaku. Tapi aku sepertinya lebih memilih untuk tetap di kamar. Berkutat dengan notebook ku yang baru saja sembuh.sungguh…sesungguhnya aku belum siap bertemu dengannya lagi, paling tidak hingga kami cukup tegas dengan hati masing2. Bahkan aku pun tak mampu bertanya, dalam rangka apa ia ada di kota ini??
AAAaakh… kenapa ia tak menegaskan semua ini??setidaknya ia harus menjadi lebih jantan untuk menolak dan mengatakan semua. Mengatakan bahwa ia pun telah memiliki pilihan hatinya.lalu bagaimana dengan mereka? Bagaimana dengan wanita itu?? Bagaimana dengan hidupku?dan yang lebih jelas lagi, bagaimana hari2ku dalam beberapa hari ke depan?? Ntah apa yg ku rasa, ada kecemasan namun ntah mengapa terkadang aku tersenyum sendiri. Aaaaaakh….

Masih ku ingat, beberapa minggu yang lalu, wanita yang menjadi kekasih si “datuk maringgi muda” ku bertanya padaku ketika aku tak sengaja men-tag photo2 kami di FBnya. Ntah kenapa, rasanya aku ingin menjawab “aku adalah calon istri kekasihmu”. Tapi benar2 gila rasanya kalo itu sungguh terjadi. Nyatanya, aku hanya sanggup menjawab “ aku saudara kekasihmu”. Tapi aku tak merasa berbohong.. bukankah itu benar??bukankah kenyataannya kakek pria yang saat ini berada di rumahku adalah adik dari kakekku. Ntah percaya atau tidak, wanita itu terus bertanya, saudara bagaimana??. Aku pun berfikir… apa sebutan yg pas untuk kami berdua, mungkin sepupu.dan akhirnya aku mengatakan bahwa kami adalah sepupu. Wanita itu cukup nyinyir, masih saja dia lanjutkan pertanyaan itu. Oooh berarti kamu juga cucunya mantan pak bupati ya?. Ooh my god! Wanita ini! Penting ya bahas itu?penting ya menggunakan kata2 itu?. Aku hanya menjawab. Kakekku kakak dari kakeknya. Sungguh aku merasa tak nyaman saat itu. Dan aku hanya bisa berkata untuk bertanya langsung pada kekasihny.

Dan Aku hanya bisa berkata…. Andai telah ditakdirkan dia jodohku,maka ku terima dia seadanya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar