Senin, 30 Agustus 2010

INI JANGAN ITU JANGAN

Cerita ini terjadi ketika saya sekolah di sebuah pesantren di Ponorogo Jawa Timur. Meskipun di daerah jawa namun bahasa sehari-hari yang wajib digunakan dalam asrama dan lingkungan pondok adalah bahasa Arab dan Bahasa Inggris sehingga pendatang luar jawa yang sudah lama pun tidak akan bisa belajar berbahasa jawa.

Hingga suatu saat saya tinggal di rumah direktris sekolah saya bersama seorang teman yang bernama Ella. Dia berasal dari daerah jawa Tengah. Saat itu saya benar-benar tidak mengerti dengan bahasa jawa, sementara orang-orang yang berada di rumah tersebut mayoritas berbahasa jawa. Namun, penghuni rumah itu selalu berbahasa Arab atau Indonesia bila berbicara dengan saya. Kecuali mbok-mbok yang bekerja di dapur, atau dengan kata lain pembantu di rumah tersebut. Wajar saja, mereka tidak begitu fasih berbahasa Indonesia.

Seperti biasa siang hari saya ke dapur untuk makan siang. Seorang Mbok langsung menyapa saya

“ makan Ung?”, sapa mbok menyuruh saya untuk makan.

iya mbok, sayurnya mana?”, saya berbasa-basi. Padahal saya sudah melihat beberapa mangkok sayur di meja.

“ini jangan, ini jangan, itu jangan, itu tempe, itu kalo mau kerupuk”, kata mbok tersebut sambil menunjuk-nunjuk semua sayuran yang ada di meja.

Terang saja saya mengurungkan niat untuk makan dan berpikir bahwa sayuran tersebut khusus untuk ibu direktris dan kami hanya dijatah nasi dan tempe. Sambil sedikit kesal saya kembali ke kamar saya yang berada di lantai dua. 10 menit kemudian teman saya Ella masuk kamar dengan membawa sepiring nasi lengkap dengan sayuran yang tadi dilarang oleh mbok.

“Lho???El, dapat sayur di mana??”, Tanya saya heran

“di dapur.. ada kok di meja” kata Ella sambil makan.

“ Itu kan jangan…kata mbok, itu jangan!” kataku meyakinkan Ella untuk tidak memakan sayur itu.

“ Emang ini jangan!”, jawab Ella.

“Trus, kok kamu makan???itu punya ibu kali..jadi kita nggak boleh makan..”, kata saya menjelaskan dengan wajah lugu.

Ella tertawa mendengar penjelasanku, “ ha..ha..ha..JANGAN itu artinya sayur Ung…kalo disini ‘Jangan’ berarti sayur…”

Aku ikut tertawa

“ Kalau gitu aku mau makan ah..!ngomong dong…! Aku kan nggak ngerti”

Akupun langsung pergi ke dapur untuk mengambil nasi dan jangan.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar