Sabtu, 05 Juni 2010

Bila Ku mati: Surat Cinta Terakhir


Ketika aku dipaksa untuk menuliskan surat terakhir yang akan dibaca ketika aku telah berada dalam sebuah rumah masa depan....

MAKA...........

Kan kutitipkan sebuah surat cinta yang hanya dapat dibaca olehnya…surat cinta yang tertuju pada orang yang aku cinta. Tentunya…
Entah itu anakku, suamiku, orang tuaku atau orang-orang terdekatku…
Sederhananya adalah mereka yang menjadi "hidupku" ..

Kepada yang tercinta…
Malam ini…dengan keharuan yang mendalam…aku titipkan baris-baris kata yang kucoba untuk kurangkai hingga sedemikian rupa dapat merasuki hati dan pikiran kalian..betapa harunya hati ini..diiringi debaran jantung…keresahan hati yang dicampur kerinduan…bahkan satu hal yang mahal bagiku pun ikut tertitikkan…menetes dari mata satu persatu membasahi pipi ini mengalir ke dagu…dan jatuh entah kemana tanpa kuasa aku meletakkan mangkuk di bawahnya…setidaknya butiran ini masih bagaikan Kristal mahal bagiku…

Wahai yang tercinta…
Entah telah berapa lama engkau hadir dalam bagian hidupku…menjadi penggalan cerita di setiap episodenya…tanpamu tak kan ada cerita itu..karna tiap-tiap diri kalian menyumbangkan cerita beragam..memerankan peranan yang berbeda…sungguh bagaikan bianglala yang penuh rasa dan warna. Oups! Sepertinya aku belum pernah menyicipi rasa bianglala…hehehe..tapi sungguh begitulah aku menganalogikan semuanya…
Lalu terpikir olehku…bila pemeran utamanya adalah engkau..apakah aku memerankan peranan baik atau jahat kah?? Sungguh inilah aku apa adanya…terkadang dapat menamparmu…terkadang dapat membelaimu…penuh warna bukan? Dengan harapan cerahnya kumpulan warna itu meninggalkan cerita hebat dalam duniamu…

Untukmu suamiku…(siapapun engkau)
Engkau adalah belahan jiwaku..sungguh sebenarnya tak kan mampu aku menuliskan semua ini…berat rasanya harus berpisah denganmu..ntah berapa lama aku menjadi kamu…tak pernah aku menghitungnya..selama itu pula aku mengabdikan diriku padamu…entah baik atau tidak di matamu..sungguh aku selalu berharap jadi yang terbaik…sempurna menduduki singgasana yang ada di belahan jiwamu..tak pernah terdetik sekalipun untuk pergi darimu…sungguh aku benar-benar berusaha memegang janji dimana engkau bersalaman dengan ayahku mengucapkan kalimat sakral itu…
Hariku tak pernah luput darimu..kebesaran cintaku pun tak pernah lari dari hatimu..hingga nafas terakhirkupun…masih terasa cinta yang mendalam ini…seolah berat rasanya aku melepaskan jiwa yang melekat dengan jiwamu…hingga akhirnya aku tersenyum pergi membawa cinta dan kerinduanku padamu…pastinya arwahku akan secepat kilat menemui Tuhan dan memohon agar Tuhan selalu menjagamu…dan berharap di surga nanti aku bertemu denganmu…hidup denganmu untuk yang kedua kalinya…

Suamiku tercinta, bila pagimu aku lalai menyiapkan sarapanmu, air hangat untuk mandimu…ataupun aku tak sempat meletakkan pakaian kerja yang akan kau kenakan di atas kasur kita, maka maafkan aku…Bila aku terlalu pahit atau terlalu manis dalam membuatkan kopi keberuntunganmu, sungguh aku tak sengaja..Bila aku lupa ucapkan kata “ I Love You” di tiap pagimu…sungguh bukan karena aku marah atau lelah, namun yakinlah meski tak terucap aku tetap mencintaimu..Bila ketika kau pulang dari kerjamu aku tak berdiri di depan pintu menantimu, tak menyambutmu dengan senyum, tak membantumu melepas dasi dan sepatu ataupun tak sempat menyiapkan air hangat untuk kakimu yang letih…sungguh aku selalu berusaha agar semua itu bisa kulakukan di tiap hariku tanpa terlewat sehari pun…dan bila pernah aku tak ada di rumah ketika kau pulang kerja…sungguh aku pun merasa tak tenang saat itu dalam tiap detik yang aku kerjakan..

Maafkan segala wajah yang pernah terkusutkan, bibir yang tak tersenyum, mata yang lelah…bahkan bila kaupun harus mengerjakan apa yang harusnya aku kerjakan dalam istana kita. Tapi…bukankah kenangan indah juga ketika kau menceboki anak kita, sementara aku sibuk membenarkan listrik yang rusak.(kau boleh tertawa mengingatnya)

Benar-benar bagian cerita terindah ketika kau menjadi hidupku…benar-benar kenangan manis segala detik bersamamu..meski hanya sekedar membenarkan kerah kemejamu yang selalu kau bayar dengan sebuah kecupan di keningku..begitu cintanya aku padamu..

Dan Anak-anakku tersayang,(berapapun kalian)...
Kalian adalah buah hatiku yang tak mampu aku ungkapkan seberapa besar sayangnya aku padamu…tak pernah luput hati ini dari wajah-wajah kalian yang selalu memaksa bibir ini untuk melebar..beribu bahkan berjuta kasih selalu aku curahkan meski terkadang aku harus membuat kalian menangis atau tiba-tiba lari menyendiri di dalam kamar..sungguh hidup ini pun ku dedikasikan untuk kalian…
Malaikat-malaikat kecilku…hal terburuk dalam hidupku adalah ketika melihat kalian menangis.. mengeluh…bersedih..!tak rela rasanya bila kalian hidup tak bahagia dan tak tersenyum..teramat besar harapan ini pada kalian..berjuta impian seolah menjadi layar lebar yang dapat ku tonton…melihat dengan jelas potret masa depan di saat kalian menjadi sosok yang diagungkan orang dengan kemuliaan kalian..

Anak-anakku tersayang, bila pagimu aku lalai menyiapkan sarapan kalian, tak sempat membantu mengerjakan PR kalian…ataupun aku tak sempat mendengarkan curahan hati kalian ketika kalian sedang jatuh cinta, tak sempat memberikan bahu ini saat kalian patah hati, maka maafkan aku..Bila aku terlalu manis dalam membuatkan susu keberuntungan kalian, sungguh aku tak sengaja..Bila aku lupa ucapkan kata “ I Love You” di tiap pagi kalian…sungguh bukan karena aku marah atau lelah, namun yakinlah meski tak terucap aku tetap menyayangi kalian..Bila ketika kalian pulang dari sekolahmu, mainmu, les musikmu, les tarimu, latihan bela dirimu dan segala aktivitas kalian aku tak berdiri di depan pintu menanti kalian, tak menyambut dengan senyum, sungguh aku selalu berusaha agar semua itu bisa kulakukan di tiap hariku tanpa terlewat sehari pun…dan bila pernah aku tak ada di rumah ketika kalian pulang berlari mencariku…sungguh aku pun merasa tak tenang saat itu dalam tiap detik yang aku kerjakan..
Dan ketika kalian mengenalkan calon pasangan hidup kalian kepada kami…seakan tak terasa dan tanpa disadari bahwa kalian telah beranjak dewasa, tumbuh menjadi lelaki tampan dan gadis yang sangat cantik..

Maafkan segala wajah yang pernah terkusutkan, bibir yang tak tersenyum, mata yang lelah…bahkan bila kalianpun harus mengerjakan apa yang harusnya aku kerjakan dalam istana kita. Tapi…bukankah kenangan indah juga ketika kalian sibuk memasakkan kue untuk kedua orang tuamu ini, sementara kami asik bermain games berdua di ruang tengah… (kalian pun boleh tertawa mengingatnya)
Amat indah rasanya hidupku memiliki kalian..membesarkan kalian..menjaga kalian..mencurahkan kasih sayang ini untuk kalian..tak ada habisnya…hingga jiwa ini melayang sayangku kepada kalian seolah menjadi bidadari-bidadari yang bersinar mengelilingi jiwa ini, mengawalnya hingga ke nirwana..tentunya aku pun tersenyum bangga akan sinar ini..

Kedua Orang tuaku yang tak dapat lagi aku gambarkan dengan kata-kata seindah apapun…betapa aku mencintaimu…memohon ampunan atas semua kesalahan anakmu ini…berjuta kata ingin ku ucap…tapi tidak di kertas ini…kusiapkan lembaran kertas lain yang lebih mengharukan…butuh kekuatan lebih untuk menahan butiran Kristal ini agar tak pecah…

Untuk semua yang tersayang…sekali lagi ku ikrarkan…betapa kalian telah melengkapi hidupku..tak ada cerita tanpa nama kalian..sungguh panjang kenangan itu..hingga nanti kalian ku nanti…bertemu kita di nirwana..kita ciptakan cerita baru di sana cerita yang tak pernah tak indah…cerita yang tak ada habisnya…mati lagi pun tidak.



NB: Suamiku & anak-anakku…Biarkan jasadkuu beristirahat dengan tenang di taman tulip yang ada di rumah kita…agar tetap dapat kumerasa kehangatan kalian..agar terawat makamku itu…


Dengan Kecupan Cinta terakhir…
-UNGA-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar